Birokrasi Yang Berbelit Kendala Utama Rekrutmen Mahasiswa Asing.

Rendahnya jumlah mahasiswa asing yang melanjutkan studinya di Indonesia, disebabkan panjangnya rantai birokrasi dan aturan regulasi yang mengakibatkan kendala yang dihadapi Kampus-kampus di tanah air.

Hal ini tergambar jelas dalam paparan yang disampaikan narasumber pada Seminar bertajuk ‘Problematika Rekrutmen Mahasiswa Asing Pasca Covid 19’, Kamis (18/7) di Nivia Hotel Medan.

“Banyak persoalan yang menjadi kendala bagi rekrutmen mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia, salah satunya soal regulasi dan aturan birokrasi Keimigrasian yang terkadang ikut berkontribusi rendahnya mahasiswa asing untuk datang belajar di Indonesia,”ujar Prof Dr Rudy Sofyan, SS, MHum.

Lebih jauh di jelaskan Ketua Kerjasama Studi Luar Negeri USU ini, perlu adanya penyederhanaan aturan imigrasi yang di nantinya di tindak lanjuti bersama Kementrian terkait, serta perbaikan sistem.“Permasalahan yang terjadi dalam upaya rekrutmen menyangkut jadwal tes, tim rekrutmen tidak memiliki tim khusus serta prosedur pendaftaran, penyederhanaan sistem sangat diperlukan tanpa menabrak aturan hukum lainnya, inilah perlu di buka ruang dialog yang konferhensip lintas instansi terkait,”ujar Prof Rudy.

Sementara itu narasumber lainnya dalam paparannya menjelaskan, diantara problem yang menjadi tantangan Universitas dalam merekrut mahasiswa asing disamping rumitnya aturan birokrasi Keimigrasian juga bahasa menjadi kendala.

“Problem utama merekrut mahasiswa asing terkendala di bahasa, terutama mereka yang berasal dari Timur Tengah seperti Yaman, kemudian persoalan administratif keimigrasian termasuk soal overstay (habis izin tinggal) dan adaptasi budaya juga hal yang perlu diperhatikan,”ujar Rafiqah Rizky, MA yang juga Koordinator Kerjasama Luar Negeri Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Menurut Fiqah rekrutmen mahasiswa asing untuk studi di Kampus-kampus Indonesia memang harus benar disiapkan, terutama soal bahasa sebagai hal penting dalam interaksi belajar serta budaya yang berbeda, sehingga mereka bisa beradaptasi dengan baik.

“Guna mengatasi kendala bahasa, maka para mahasiswa asing kita ikutkan program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) target dua bulan minimal mereka bisa memahami bahasa yang disampaikan dalam kelas,”ujar wanita berhijab ini.

Sementara itu Prof Ansari Yamamah, MA dalam sambutannya di acara Seminar ini mengulas
persoalan di lapangan terkait rekruitmen mahasiswa asing dan kendala utamanya.

“Problematika rekrutmen mahasiswa asing merupakan tantangan bagi UIN SU untuk di carikan solusinya, UIN SU terus melakukan pembenahan secara internal, bahkan Rektor dengan tegline Smart Islamic University, UIN SU harus berkembang dan berkompetisi dalam skala global sebagai implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi,” ujar Founder Islam Transitif ini tegas.

Bahkan lebih jauh disampaikan, Puslain diberi mandat oleh Rektor untuk membuka peluang kerjasama internasional, salah satu yang dilakukan Puslain UIN SU adalah rekrutmen mahasiswa asing.

“UIN SU dulu bernama IAIN berdiri tahun 1973, di penuhi mahasiswa asing yang studi di beberapa Fakultas, namun seiring berjalannya waktu, jumlah itu terus berkurang, apalagi pasca covid, UIN SU mengalami penurunan mahasiswa asing secara signifikan,”ujar Guru Besar Sosiologi Hukum Islam ini.

Lewat berbagai forum internasional Puslain UIN SU berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa asing untuk bisa kembali belajar di UIN SU.

UIN SU Siapkan Beasiswa

Sementara itu Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof Dr H Azhari Akmal Tarigan, MAg pada sambutan penutupnya optimis bahwa target rekrutmen mahasiswa asing yang belajar di UIN SU untuk masa mendatang, akan kembali walaupun jumlahnya tidak sebanyak masa-masa lalu.

“Hampir tidak ada upaya secara konferhensip dan sistematis yang kita lakukan selama guna merekrut mahasiswa internasional (asing) agar kembali studi di UIN SU, namun rasa yakin itu muncul dengan adanya kegiatan seperti ini dilakukan dan kita berharap Puslain UIN SU bisa memulai dari sekarang,”ujar Prof Akmal.

Bahkan menurutnya pemanfaatan agen di luar negeri penting bagi rekrutmen mahasiswa asing,
UIN SU harus konsisten agar dalam merekrut mahasiswa asing secara lebih serius.

“Sebagai bentuk keseriusan itu UIN SU sudah siapkan beasiswa bagi mahasiswa asing dengan fasilitas lainnya, sehingga UIN SU mampu bersaing dengan Unimed dan USU guna meriah akreditasi unggul, apalagi saat ini kita sedang mengikuti assessment Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dan semoga saja Akreditasi Unggul itu mampu kita raih,” ujar Wakil Rektor I UIN SU ini.

Dan akhirnya sambung Prof Akmal Tarigan, harapan baru menghadirkan mahasiswa asing untuk belajar di UIN SU lebih serius untuk di laksanakan tahun ini.

“Untuk itu UIN SU sudah mempersiapkan dua pola rekrutmen mahasiswa asing itu jalur mandiri maupun lewat undangan dan kita terus siapkan secara keseluruhan dan UIN SU kami yakini siap untuk hal tersebut,” ujar Mantan Dekan FKM ini optimis.